BIM, Masa Depan Teknologi Digital Mendukung Pembangunan Infrastruktur27 April 2018 | Dibaca 3746 kali

Badan Litbang Kementerian PUPR, melalui Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi, mengadakan Pembekalan Teknis bagi Tim Building Information Modeling (BIM) PUPR di Yogyakarta (27/2). Mengambil tempat di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Pembekalan Teknis ini menjadi sebuah wadah knowledge sharing dari para praktisi yang telah mumpuni dalam menerapkan BIM pada proyek-proyek infrastruktur seperti PT. PP (Persero), Tbk. kepada Tim BIM PUPR. Selain itu, pelatihan juga dikawal oleh Institut BIM Indonesia yang beranggotakan perwakilan akademisi yang selalu mempromosikan BIM di ranah praktik.

Bila ditillik ke belakang, yang melatarbelakangi pembentukan Tim BIM PUPR ini adalah acara Digital Conference Day yang diselenggarakan oleh PT. PP (Persero), Tbk. pada bulan Oktober 2017 lalu. Kala itu, Kepala Badan Litbang Danis H. Sumadilaga mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyampaikan bahwa kedepan, BIM akan menjadi trend baru dalam perkembangan industri konstruksi dengan dukungan teknologi digital. Dengan menerapkan BIM, beberapa keunggulan yang sudah dirasakan antara lain : mampu memodelkan bangunan/infrastruktur dalam bentuk 3D, kolaborasi perencanaan dan desain, mendeteksi bentrok antar elemen struktur (pre-clash detection), mengkalkulasi volume pekerjaan (take-off quantity), mensimulasikan pelaksanaan konstruksi, bahkan mampu memitigasi potensi kegagalan bangunan (mitigating construction failure). Dari momen tersebut, kemudian disusun roadmap penerapan BIM yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu : Adopsi, Digitalisasi, Kolaborasi, dan Integrasi. Adapun yang menjadi fokus pada tahun 2018 ini adalah Adopsi.

Untuk mengawal implementasi roadmap tersebut di lingkungan Kementerian PUPR, telah dikeluarkan SK Penugasan kepada Tim BIM PUPR yang terdiri dari perwakilan Ditjen Bina Konstruksi, Balitbang, serta rekan-rekan praktisi dari PT. PP (Persero), Tbk. dan Institut BIM Indonesia. Pembekalan Teknis ini merupakan salah satu dari sekian banyak agenda kerja Tim BIM PUPR pada tahun 2018.

Acara Pembekalan Teknis Tim BIM PUPR dibuka oleh Kepala Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (Pusitbang KPT), Rezeki Peranginangin. Dalam sambutannya, Rezeki menyatakan bahwa pembekalan teknis BIM kali  ini merupakan kali yang kedua, setelah sebelumnya dihelat di kantor Pusitbang KPT. “Pelatihan kali ini bertujuan untuk membekali Tim BIM PUPR dengan pengetahuan lanjutan design and engineering menggunakan BIM, serta untuk mendampingi pilot project BIM yang sedang disiapkan oleh Balitbang.”

“Diharapkan di akhir Pembekalan Teknis ini, selain memahami prinsip-prinsip implementasi BIM pada proyek infrastruktur dan workflow penggunaan BIM pada fase perencanaan, Peserta juga mahir mengoperasikan BIM Authoring Software yang diajarkan secara langsung (hands-on) oleh PT. PP (Persero), Tbk. dan Institut BIM Indonesia,” ujar Rezeki.
Selain dari pihak Kementerian PUPR, Pembekalan Teknis ini juga dihadiri Wakil Rektor I UII, Ilya Fadjar Maharika, yang mengungkapkan pentingnya sinergi antara pihak-pihak yang terkait dalam penerapan BIM untuk infrastruktur. “Setiap pihak memiliki tugasnya masing-masing. Kami dari akademisi akan bertanggung jawab memasukkan substansi BIM ke dalam kurikulum perkuliahan. Lalu dari segi praktik BIM, kami berharap ada sinergi dengan para Penyedia Jasa (konsultan dan kontraktor), serta yang yang paling penting adalah dari segi kebijakan. Dalam hal ini saya pikir Kementerian PUPR-lah yang paling tepat mengawal tugas tersebut,” tutup Ilya.

Karena penerapan BIM merupakan hal yang relatif baru, keberadaan Tim ini diharapkan bisa menjadi agent of change bagi perkembangan BIM di lingkungan Kementerian PUPR kedepan. Kendati dirasa tidak mudah merubah paradigma yang selama ini melekat pada industri konstruksi nasional (konvensional) menjadi berbasiskan teknologi digital, namun melalui serangkaian aktivitas yang telah diagendakan, seperti : menyelenggarakan pembekalan teknis, benchmarking ke negara maju yang telah menerapkan BIM lebih dahulu, menyusun panduan dan standar sebagai salah satu prasyarat penting BIM, hingga menyiapkan kerangka regulasi (berupa Permen PUPR) serta kelembagaan (Komite BIM) yang lebih formal, diharapkan BIM bisa diimplementasikan dan diadopsi dengan baik oleh para pelaku industri konstruksi di Indonesia. (AK)

Sumber: Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi