#WebinarSeriesDay1 "SuperTeam bukan SuperMan" Menjadi Kunci Sukses Penerapan BIM di Brantas Abipraya11 Mei 2020 | Dibaca 2811 kali

Teknologi merupakan hal yang tak terbantahkan di era sekarang ini. Sejatinya, kehadiran teknologi akan membantu pekerjaan yang kita lakukan menjadi lebih mudah, tak terkecuali di sektor konstruksi. Pembaharuan teknologi di sektor konstruksi salah satunya ditandai dengan munculnya Building Information Modelling (BIM). Banyak terminologi terkait BIM, namun pada intinya BIM merupakan digitalisasi di industri konstruksi. Kementerian PUPR sebagai regulator di sektor konstruksi memiliki tanggung jawab untuk melakukan pelatihan konstruksi. Melalui Balai Penerapan Teknologi Konstruksi (PTK), Kementerian PUPR sudah memiliki banyak alumni dan jejaring yang tercipta dari berbagai macam pelatihan yang sudah dilakukan beberapa tahun belakangan.

“Sudah banyak sekali pelatihan yang kita lakukan dalam bentuk Training of Trainer di beberapa penjuru. Dan sudah beberapa bulan terakhir sangat intens mengadakan webinar dengan para provider. Pelaksanaan webinar tersebut merupakan salah satu wujud dari penerapan teknologi 4.0 yang ada di sekitar kita, termasuk webinar antara Balai PTK dan Brantas Abipraya,” ujar Kepala Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Cakra Nagara saat membuka webinar “Sharing Session Penerapan BIM di Proyek Rusun Ujung Menteng dan Gedung LPPNI Airnav by PT. Brantas Abipraya (Persero)” pada Senin (11/5).

Cakra juga menuturkan bahwa saat ini pembelajaran terkait BIM tengah diupayakan masuk ke dalam Silabus perkuliahan berjumlah dua SKS di Perguruan Tinggi. Hal ini penting karena menyikapi kemajuan era seperti sekarang ini, para fresh graduate perlu dibekali kemampuan BIM. Hal ini juga sejalan dengan fakta bahwa banyak lowongan terkait konstruksi yang membutuhkan skill BIM. Selain terkait kemampuan teknis, BIM juga mengajarkan kita semua untuk dapat berpikir kompleks dan selalu mengedepankan kolaborasi. Harapan akhirnya tentu adalah bagaimana kita dapat membangun dengan lebih efektif dan efisien.

Berikutnya, Mustafa Nahdi, General Manager Divisi 1 Abipraya mengungkapkan bahwa pemanfaatan BIM sangat menarik bagi kontraktor. Beberapa studi luar juga telah membuktikan bahwa kegunaan BIM dapat dirasakan baik itu dari pihak owner maupun dari kontraktor.

“Sejak awal kita sudah bisa tau clash sehingga tidak ada rework pada saat nantinya fase konstruksi. Otomatis hal ini menjadi sangat menarik bagi kontraktor, karena akan meningkatkan efisiensi dari segi time maupun cost. Yang terpenting mungkin jangan terjebak atau terpaku pada software BIM-nya, namun kita harus lebih fokus pada pemanfaatannya pada proyek kita,” kata Mustafa.

Berikutnya, moderator webinar Rezza Munawir Manik dari Balai Penerapan Teknologi Konstruksi memberikan kesempatan kepada BIM Specialist PT. Brantas Abipraya,Aminuddin Azis. Pada kesempatan tersebut, Azis akan menyampaikan proyek pembangunan kantor PT Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNI) atau AirNav Indonesia dan pembangunan Rumah Susun Ujung Menteng.

Saat membuka diskusi, Azis mengungkapkan bahwa semangat di Abipraya terkait BIM adalah bukan untuk menciptakan “Superman” melainkan “Super Team”. Hal ini karena ekosistem pada BIM sangat banyak, jadi tidak mungkin semua hal tersebut dikuasai oleh satu orang saja.

“Kita bisa bekerja cepat sendirian, namun Ketika ingin berjalan jauh, kita harus melakukannya Bersama-sama. Saya berikan contoh bahwa seorang Sir Alex Ferguson tentu tidak bisa sehebat Cristiano Ronaldo saat menjadi pemain. Begitu juga sebaliknya, seorang Cristiano belum tentu bisa sebagus Sir Alex Ketika melatih. Hal ini membuktikan bahwa setiap orang memiliki keahliannya masing-masing yang dapat membawa kita berjalan bersama ke depan.”

“Abipraya coba menyelaraskan BIM dengan ISO 19650 agar mendapatkan manfaat yang optimal dalam implementasinya. Dengan BIM kita akan lebih memfokuskan effort di depan, dan seiring waktu ke depan, kita tinggal menjalankan rencana BIM kalau ada perubahan mungkin sifatnya hanya minor saja,” tandas Azis.

Azis kemudian menerangkan bahwa proyek pembangunan kantor PT LPPNI atau AirNav Indonesia dan pembangunan Rumah Susun Ujung Menteng merupakan dua contoh proyek yang berbeda dalam pelaksanaannya.

“Untuk proyek AirNav Indonesia merupakan proyek yang bersifat Design-Bid-Build, sedangkan untuk Rumah Susun Ujung Menteng merupakan jenis proyek yang Design and Build. Beberapa hal yang menjadi pembelajaran pada pengalaman tersebut adalah, sangatlah penting untuk setiap stakeholder memiliki semangat pemanfaatan BIM. Dan hal ini harus juga ditunjang dengan regulasi yang tepat,” ujar Azis.

Dukungan top management juga merupakan hal yang mutlak dalam implementasi BIM. Dalam hal ini, Abipraya bahkan memiliki BIM Task Force di setiap divisi yang membuat kemungkinan adaptasi terhadap perubahan dapat dengan mudah dilakukan. (gal)