Mendukung Peran SMK dalam Dunia Konstruksi Masa Depan30 April 2020 | Dibaca 3703 kali

Sektor konstruksi tetap menjadi salah satu sektor yang diandalkan Pemerintah dalam rangka memajukan bangsa Indonesia. Setelah mengalami lima tahun yang sangat sibuk, pembangunan infrastruktur diprediksi tetap menggeliat pada tahun ke depan. Untuk mendukung hal tersebut, sangat penting untuk memasukkan unsur-unsur digital sebagai salah satu upaya mendukung efektivitas dan efisiensi dalam proses pencapaian target pembangunan.

Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sekaligus salah satu wajah kemajuan teknologi 4.0 di Indonesia, menginginkan adanya peningkatan kemampuan para guru dalam hal mengaplikasikan semangat digital dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang siap berkiprah pada dunia kerja, khususnya di sektor Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan mengusung Program Revitalisasi SMK, pria yang akrab dipanggil Mas Menteri ini menetapkan bahwa strategi revitalisasi akan dimulai dari hulu atau dari peningkatan para guru SMK itu sendiri, dengan bidang prioritas salah satunya adalah konstruksi, khususnya lagi terkait dengan implementasi BIM pada proyek infrastruktur.

Terkait dengan hal tersebut, Kamis (30/4) Tim BIM PUPR, khususnya Balai Penerapan Teknologi Konstruksi mengadakan diskusi daring “Pembahasan Blended Learning BIM untuk SMK” yang dihadiri oleh perwakilan dari Kemendikbud dan beberapa authoring software. Saryadi Guyatno dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbud, selaku koordinator kegiatan peran SMK pada kemitraan dan penyelarasan dengan dunia industri mengungkapkan bahwa pada level SMK terdapat empat kompetensi teknologi rekayasa teknik konstruksi bangunan, salah satunya adalah Desain Pemodelan Informasi Bangunan (DPIB). Pada tahun ini, target upskilling para guru SMK dengan total guru semua bidang 2160 akan terdiri dari 21 kompetensi keahlian, salah satunya konstruksi DPIB tersebut. Untuk kompetensi konstruksi itu sendiri ditargetkan kira-kira 60-70 guru yang akan dilatih sampai level kompetensi.

Upskilling guru SMK ini harapannya juga akan dijustifikasi oleh pelaku usaha agar dapat dipastikan kompetensi yang diajarkan pada lulusan SMK adalah yang benar-benar dibutuhkan. Oleh karena itu, para guru SMK harus memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat sebagai bukti hasil assessment. Ketika para guru telah memiliki kompetensi yang dibutuhkan, baru kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan diberikan dukungan berupa sarana dan prasarana untuk pengembangan sistem konten dan sistem pengembangan pengajaran.

Kepala Balai Penerapan Teknologi Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, Cakra Nagara yang memimpin diskusi ini turut menyampaikan bahwa sektor SMK bisa dikatakan merupakan mitra strategis dari Kementerian PUPR. Dalam dokumen RPJMN 2020-2024, sektor SMK bisa dikatakan sangat serius untuk dikembangkan di Indonesia. Mengerucut pada sektor konstruksi, kita berharap nantinya para lulusan SMK bisa terlibat sejak dari set-up perencanaan dan perancangan konstruksi.

Pada pembahasan pagi tersebut, para authoring software diminta untuk menjelaskan posisi software mereka masing-masing dalam sebuah BIM workflow. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat memberikan masukan mengenai skema pembinaan yang tepat untuk diterapkan kepada para lulusan SMK di sebuah proyek yang menggunakan BIM. Rezza Munawir Manik dari Balai Penerapan Teknologi Konstruksi berperan untuk memandu jalannya diskusi tersebut.

Pada kesempatan pertama, perwakilan dari Trimble Solutions memberikan pengalamannya bersinggungan dengan para lulusan SMK di proyek. Menurut pengalaman mereka, para rekrutan dari SMK akan masuk pada level junior detailer, dengan penugasan pada output management, drawing and report information, model editing dalam skala terbatas. Ketika masuk, para lulusan SMK akan dibekali dengan pelatihan yang diberi istilah foundation certificates dengan syarat awal harus memiliki kemampuan 2D/3D CAD.

Kesempatan berikutnya, perwakilan dari Glodon Technical Indonesia menjelaskan bahwa mereka menawarkan pelatihan Cubicost dan CAD reader untuk dapat diajarkan kepada kawan-kawan SMK. Selain itu, Glodon juga memastikan bahwa pasca pelatihan, tim dari Glodon siap untuk terus memberikan pendampingan hingga guru-guru yang dilatih benar-benar siap untuk berperan sebagai agen perubahan digitalisasi di dunia konstruksi.

Terakhir, kesempatan diberikan kepada perwakilan dari Autodesk Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan, Autodesk memang sudah membantu sektor SMK melalui pelayanan pada software Autocad. Berdasarkan pengalaman, lulusan SMK biasanya akan berperan sebagai drafter dengan minimal requirements memiliki kemampuan penggambaran secara awal menggunakan Autocad. Terkait kerja sama edukasi, template pelatihan, serta eksekusi pelatihan, akan didiskusikan dengan divisi education yang memang terpusat di Singapura. Autodesk Training Centre yang berada di Indonesia mungkin bisa diberdayakan sebagai bentuk perpanjangan tangan dari Autodesk pusat, sehingga training yang diterapkan nantinya dapat customized dengan kebutuhan lokal. Training untuk para guru SMK sendiri diarahkan pada pelatihan Revit dan Civil 3D.

Diharapkan dari pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan para guru SMK yang ada di Indonesia. Karena dari merekalah nantinya akan dihasilkan para lulusan SMK yang sudah semakin terbiasa dengan teknologi BIM untuk diterapkan pada proyek-proyek infrastruktur Kementerian PUPR dan BUMN karya. (gal)