Sektor konstruksi tetap menjadi
salah satu sektor yang diandalkan Pemerintah dalam rangka memajukan bangsa Indonesia.
Setelah mengalami lima tahun yang sangat sibuk, pembangunan infrastruktur diprediksi
tetap menggeliat pada tahun ke depan. Untuk mendukung hal tersebut, sangat
penting untuk memasukkan unsur-unsur digital sebagai salah satu upaya mendukung
efektivitas dan efisiensi dalam proses pencapaian target pembangunan.
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, sekaligus salah satu wajah kemajuan teknologi 4.0 di Indonesia,
menginginkan adanya peningkatan kemampuan para guru dalam hal mengaplikasikan
semangat digital dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang siap berkiprah pada
dunia kerja, khususnya di sektor Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan mengusung
Program Revitalisasi SMK, pria yang akrab dipanggil Mas Menteri ini menetapkan
bahwa strategi revitalisasi akan dimulai dari hulu atau dari peningkatan para guru
SMK itu sendiri, dengan bidang prioritas salah satunya adalah konstruksi,
khususnya lagi terkait dengan implementasi BIM pada proyek infrastruktur.
Terkait dengan hal tersebut,
Kamis (30/4) Tim BIM PUPR, khususnya Balai Penerapan Teknologi Konstruksi mengadakan
diskusi daring “Pembahasan Blended Learning BIM untuk SMK” yang dihadiri
oleh perwakilan dari Kemendikbud dan beberapa authoring software. Saryadi
Guyatno dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri, Kemendikbud, selaku koordinator kegiatan peran SMK pada kemitraan dan
penyelarasan dengan dunia industri mengungkapkan bahwa pada level SMK terdapat
empat kompetensi teknologi rekayasa teknik konstruksi bangunan, salah satunya
adalah Desain Pemodelan Informasi Bangunan (DPIB). Pada tahun ini, target upskilling
para guru SMK dengan total guru semua bidang 2160 akan terdiri dari 21
kompetensi keahlian, salah satunya konstruksi DPIB tersebut. Untuk kompetensi konstruksi
itu sendiri ditargetkan kira-kira 60-70 guru yang akan dilatih sampai level
kompetensi.
Upskilling guru SMK ini
harapannya juga akan dijustifikasi oleh pelaku usaha agar dapat dipastikan
kompetensi yang diajarkan pada lulusan SMK adalah yang benar-benar dibutuhkan. Oleh
karena itu, para guru SMK harus memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat
sebagai bukti hasil assessment. Ketika para guru telah memiliki
kompetensi yang dibutuhkan, baru kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
akan diberikan dukungan berupa sarana dan prasarana untuk pengembangan sistem
konten dan sistem pengembangan pengajaran.
Kepala Balai Penerapan Teknologi
Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, Cakra Nagara yang memimpin diskusi ini
turut menyampaikan bahwa sektor SMK bisa dikatakan merupakan mitra strategis dari
Kementerian PUPR. Dalam dokumen RPJMN 2020-2024, sektor SMK bisa dikatakan sangat
serius untuk dikembangkan di Indonesia. Mengerucut pada sektor konstruksi, kita
berharap nantinya para lulusan SMK bisa terlibat sejak dari set-up perencanaan
dan perancangan konstruksi.
Pada pembahasan pagi tersebut,
para authoring software diminta untuk menjelaskan posisi software
mereka masing-masing dalam sebuah BIM workflow. Selain itu, mereka juga diharapkan
dapat memberikan masukan mengenai skema pembinaan yang tepat untuk diterapkan
kepada para lulusan SMK di sebuah proyek yang menggunakan BIM. Rezza Munawir
Manik dari Balai Penerapan Teknologi Konstruksi berperan untuk memandu jalannya
diskusi tersebut.
Pada kesempatan pertama, perwakilan
dari Trimble Solutions memberikan pengalamannya bersinggungan dengan para
lulusan SMK di proyek. Menurut pengalaman mereka, para rekrutan dari SMK akan
masuk pada level junior detailer, dengan penugasan pada output management, drawing
and report information, model editing dalam skala terbatas. Ketika
masuk, para lulusan SMK akan dibekali dengan pelatihan yang diberi istilah foundation
certificates dengan syarat awal harus memiliki kemampuan 2D/3D CAD.
Kesempatan berikutnya, perwakilan
dari Glodon Technical Indonesia menjelaskan bahwa mereka menawarkan pelatihan
Cubicost dan CAD reader untuk dapat diajarkan kepada kawan-kawan SMK. Selain
itu, Glodon juga memastikan bahwa pasca pelatihan, tim dari Glodon siap untuk terus
memberikan pendampingan hingga guru-guru yang dilatih benar-benar siap untuk berperan
sebagai agen perubahan digitalisasi di dunia konstruksi.
Terakhir, kesempatan diberikan
kepada perwakilan dari Autodesk Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan, Autodesk
memang sudah membantu sektor SMK melalui pelayanan pada software
Autocad. Berdasarkan pengalaman, lulusan SMK biasanya akan berperan sebagai drafter
dengan minimal requirements memiliki kemampuan penggambaran secara awal menggunakan
Autocad. Terkait kerja sama edukasi, template pelatihan, serta eksekusi
pelatihan, akan didiskusikan dengan divisi education yang memang
terpusat di Singapura. Autodesk Training Centre yang berada di Indonesia mungkin
bisa diberdayakan sebagai bentuk perpanjangan tangan dari Autodesk pusat, sehingga
training yang diterapkan nantinya dapat customized dengan
kebutuhan lokal. Training untuk para guru SMK sendiri diarahkan pada pelatihan
Revit dan Civil 3D.
Diharapkan dari pelatihan ini
dapat meningkatkan kemampuan para guru SMK yang ada di Indonesia. Karena dari
merekalah nantinya akan dihasilkan para lulusan SMK yang sudah semakin terbiasa
dengan teknologi BIM untuk diterapkan pada proyek-proyek infrastruktur Kementerian
PUPR dan BUMN karya. (gal)