Penerapan BIM dari Hulu ke Hilir Perlu Gandeng Semua Pihak26 Februari 2020 | Dibaca 2427 kali

Kemajuan teknologi merupakan hal yang kita nikmati di setiap lini kehidupan kita kini. Era digitalisasi di seluruh sektor yang menawarkan banyak sekali solusi selalu menjadi buah bibir karena inovasi-inovasi yang dihadirkan terkadang tidak pernah terpikirkan di era sebelum ini. Begitu pula pada sektor konstruksi. Sektor yang selama ini dianggap belum cukup banyak mengadopsi kemajuan teknologi, kini sudah memasuki era 4.0.

BIM, sebagai salah satu “bintang lapangan” digitalisasi di dunia infrastruktur, terus menjelma menjadi solusi terbaik untuk efisiensi pembangunan. Khusus di Indonesia, implementasi BIM memang dirasa belum semaju di negara lain seperti Singapura ataupun Inggris, namun jalan menuju sana sangatlah terbuka lebar melihat pergerakan BIM beberapa tahun belakangan ini.

Salah satu isu yang mungkin ada di Indonesia adalah bagaimana implementasi BIM secara mature baru pada sektor kontraktor, khususnya BUMN karya. Tentunya, BIM sebagai sebuah sistem membutuhkan kolaborasi dari hulu ke hilir, atau yang berarti mulai dari perencana, kontraktor, hingga owner dari proyek tersebut dapat memanfaatkan kehadiran BIM

“Saya berharap ke depan nanti rekan-rekan Perencana juga bisa memaksimalkan BIM pada lini pekerjaan mereka. Begitu juga dengan kapasitas owner proyek harus mampu menggunakan BIM untuk keperluan maintenance infrastruktur. Selain itu, mimpi kita BIM juga bisa menjadi dasar sebuah bangunan apakah layak dibangun atau tidak,” terang Iwan Suprijanto, Kepala Pusat Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar (PSPPOP) Ditjen Cipta Karya, saat membuka acara BIM Constructible Day yang diprakarsai oleh Trimble Solutions di Ruang Pendopo Kementerian PUPR (26/2).

Iwan turut menerangkan bahwa kini Pusat PSPPOP sudah menggandeng rekan-rekan BUMN untuk menerapkan BIM pada proyek infrastruktur PUPR yang menjadi tugas dari Pusat PSPPOP. Pada kesempatan tersebut, hadir pula Tim BIM dari PT PP dan WIKA Gedung untuk memaparkan implementasi BIM pada sektor PUPR.

“BIM merupakan single platform yang menyatukan seluruh stakeholder. Hal ini mempermudah koordinasi dan memberikan pemahaman yg sama tentang suatu proyek. Dari kacamata kami sebagai kontraktor, BIM sendiri merupakan teknologi yang kami sudah rasakan manfaatnya untuk memonitor perkembangan real time di lapangan,” ujar Anton Soewito, BIM Specialist PT PP, yang memaparkan proyek Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, serta proyek Pembangunan Istora untuk mendukung PON Papua 2020. Khusus proyek Istora di Papua, nanti juga akan diajukan ke MURI sebagai stadion dengan bentang terlebar di Indonesia.

Selanjutnya, Arddhanu Zunanto, BIM Specialist dari WIKA Gedung turut memaparkan beberapa contoh proyek Pusat PSPPOP yang dikerjakan WIKA Gedung menggunakan BIM. Salah satu contohnya adalah proyek Pasar Pariaman Sumatra Barat.

“Pada proyek ini simulasi posisi bangunan memanfaatkan koordinat lokasi dari google earth, sehingga analisa terkait pencahayaan dan penghawaan dilakukan dengan data real. Hasil analisa juga bisa digunakan untuk kebutuhan penilaian greenship ke depan. Harapan kami kini sudah saatnya BIM berintegrasi dengan aspek Green Building,” tandas Dhanu.

Selain beberapa narasumber tadi acara ini juga menghadirkan Hardy Pangihutan Siahaan (Kepala Sub Direktorat Pelaksanaan dan Pengendalian Jalan Bebas Hambatan, Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan, Ditjen Bina Marga), Ibrahim Ungku (Sales Director Trimble Solutions SEA), Ketty Narulita (Country Marketer Trimble Solutions Rep. Office Indonesia), dan Fauzan Saidal (Technical Consultant Trimble Solutions Rep. Office Indonesia) dengan tema antara lain, manfaat BIM bagi investor dan developer, BIM untuk Manajemen konstruksi, Trimble solutions, kolaborasi Trimble dan Kementerian PUPR serta bagaimana proses monitoring saat pelaksanaan. Selain itu Trimble juga mengundang para professional di bidang konstruksi dari kalangan project owner, investor, developer dan kontraktor. (gal)