Kemajuan teknologi merupakan hal
yang kita nikmati di setiap lini kehidupan kita kini. Era digitalisasi di
seluruh sektor yang menawarkan banyak sekali solusi selalu menjadi buah bibir
karena inovasi-inovasi yang dihadirkan terkadang tidak pernah terpikirkan di
era sebelum ini. Begitu pula pada sektor konstruksi. Sektor yang selama ini dianggap
belum cukup banyak mengadopsi kemajuan teknologi, kini sudah memasuki era 4.0.
BIM, sebagai salah satu “bintang
lapangan” digitalisasi di dunia infrastruktur, terus menjelma menjadi solusi
terbaik untuk efisiensi pembangunan. Khusus di Indonesia, implementasi BIM
memang dirasa belum semaju di negara lain seperti Singapura ataupun Inggris,
namun jalan menuju sana sangatlah terbuka lebar melihat pergerakan BIM beberapa
tahun belakangan ini.
Salah satu isu yang mungkin ada
di Indonesia adalah bagaimana implementasi BIM secara mature baru pada sektor kontraktor, khususnya BUMN karya. Tentunya,
BIM sebagai sebuah sistem membutuhkan kolaborasi dari hulu ke hilir, atau yang
berarti mulai dari perencana, kontraktor, hingga owner dari proyek tersebut
dapat memanfaatkan kehadiran BIM
“Saya berharap ke depan nanti
rekan-rekan Perencana juga bisa memaksimalkan BIM pada lini pekerjaan mereka. Begitu
juga dengan kapasitas owner proyek harus mampu menggunakan BIM untuk keperluan
maintenance infrastruktur. Selain itu, mimpi kita BIM juga bisa menjadi dasar
sebuah bangunan apakah layak dibangun atau tidak,” terang Iwan Suprijanto, Kepala
Pusat Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar (PSPPOP)
Ditjen Cipta Karya, saat membuka acara BIM Constructible Day yang diprakarsai
oleh Trimble Solutions di Ruang Pendopo Kementerian PUPR (26/2).
Iwan turut menerangkan bahwa kini
Pusat PSPPOP sudah menggandeng rekan-rekan BUMN untuk menerapkan BIM pada
proyek infrastruktur PUPR yang menjadi tugas dari Pusat PSPPOP. Pada kesempatan
tersebut, hadir pula Tim BIM dari PT PP dan WIKA Gedung untuk memaparkan implementasi
BIM pada sektor PUPR.
“BIM merupakan single platform yang menyatukan seluruh stakeholder. Hal ini mempermudah
koordinasi dan memberikan pemahaman yg sama tentang suatu proyek. Dari kacamata
kami sebagai kontraktor, BIM sendiri merupakan teknologi yang kami sudah
rasakan manfaatnya untuk memonitor perkembangan real time di lapangan,” ujar Anton Soewito, BIM Specialist PT PP,
yang memaparkan proyek Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok,
serta proyek Pembangunan Istora untuk mendukung PON Papua 2020. Khusus proyek
Istora di Papua, nanti juga akan diajukan ke MURI sebagai stadion dengan
bentang terlebar di Indonesia.
Selanjutnya, Arddhanu Zunanto,
BIM Specialist dari WIKA Gedung turut memaparkan beberapa contoh proyek Pusat
PSPPOP yang dikerjakan WIKA Gedung menggunakan BIM. Salah satu contohnya adalah
proyek Pasar Pariaman Sumatra Barat.
“Pada proyek ini simulasi posisi
bangunan memanfaatkan koordinat lokasi dari google
earth, sehingga analisa terkait pencahayaan dan penghawaan dilakukan dengan
data real. Hasil analisa juga bisa
digunakan untuk kebutuhan penilaian greenship
ke depan. Harapan kami kini sudah saatnya BIM berintegrasi dengan aspek Green Building,” tandas Dhanu.
Selain beberapa narasumber tadi
acara ini juga menghadirkan Hardy Pangihutan Siahaan (Kepala Sub Direktorat
Pelaksanaan dan Pengendalian Jalan Bebas Hambatan, Direktorat Jalan Bebas
Hambatan dan Perkotaan, Ditjen Bina Marga), Ibrahim Ungku (Sales Director
Trimble Solutions SEA), Ketty Narulita (Country Marketer Trimble Solutions Rep.
Office Indonesia), dan Fauzan Saidal (Technical Consultant Trimble Solutions
Rep. Office Indonesia) dengan tema antara lain, manfaat BIM bagi investor dan
developer, BIM untuk Manajemen konstruksi, Trimble solutions, kolaborasi
Trimble dan Kementerian PUPR serta bagaimana proses monitoring saat
pelaksanaan. Selain itu Trimble juga mengundang para professional di bidang
konstruksi dari kalangan project owner, investor, developer dan kontraktor. (gal)