Sosialisasi terkait implementasi BIM pada proyek
infrastruktur terus dilakukan oleh Tim BIM PUPR. Kali ini, Tim BIM PUPR
mendapatkan kesempatan untuk memaparkan pandangan mengenai pentingnya penerapan
BIM di depan rekan-rekan Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia
(FKMTSI). Bertempat di Universitas Negeri Jakarta (13/11), ratusan perwakilan
mahasiswa teknik sipil dari seluruh Indonesia hadir di ruang serbaguna Gedung
Ki Hadjar Dewantara UNJ.
Tim BIM PUPR dipimpin oleh Sekretaris Badan Litbang PUPR,
Herry Vaza, yang menyampaikan paparan bertajuk “Pemanfaatan Teknnologi BIM
dalam Konstruksi Indonesia”. Dalam paparannya, Herry mengungkapkan bahwa
permasalahan dalam proyek konstruksi merupakan hal yang kerap menjadi momok
bagi seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengerjaan infrastruktur.
“Tak jarang terjadi proyek konstruksi yang dikerjakan ulang dan
memerlukan pengulangan pengukuran dan testing
ulang. Hal ini tentu memberi dampak keterlambatan dan kerugian dari segi margin keuntungan. Dengan BIM hal ini
bisa dihindari,” ujar Herry.
Herry juga menyinggung soal evolusi teknologi digital yang
membantu pekerjaan konstruksi. Beliau menyampaikan pengalamannya ketika dulu di
awal-awal berkecimpung di dunia infrastruktur masih menggunakan peralatan yang
serba konvensional.
“Evolusi perangkat dan alat bantu pembangunan berupa
digitalisasi ditandai dengan semakin banyak dan variatifnya aplikasi
penyelengaraan infrastruktur, yang awalnya bersifat closed standalone hingga akhirnya muncul teknologi BIM yang
mengusung prinsip kolaboratif,” tambah Herry.
Selain BIM, beberapa teknologi digital juga sudah menjadi hal
yang lumrah diterapkan pada proses pembangunan. Big 5 BUMN Karya, Badan Usaha Swasta, maupun akademis sudah
menggunakan AR/VR/MR, BIM, UAV dan fotogrametri untuk mapping, dan 3D Laser Scan karena memang dirasakan sangat membantu
pekerjaan mereka. Industri konstruksi di luar negeri bahkan sudah lebih massif menggunakan
teknologi-teknologi berbasis 4.0. Hal ini juga diadopsi beberapa BUMN karya, bahkan
sudah ada BUMN yang sedang menjajaki pengembangan 3D Printing untuk pembangunan
rumah.
Herry menutup paparannya dengan beberapa catatan menarik
terkait akselerasi pemanfaatan teknologi digital di dunia konstruksi. Yang
pertama, diperlukan paradigma baru dalam pembangunan infrastruktur PUPR menggunakan
teknologi digital mulai dari fase perencanaan, pembangunan, hingga ke pengoperasian
dan pemeliharaan infrastruktur. Teknologi yang dihasilkan bersama dengan user dan industry akan mendukung
bergeraknya sektor manufaktur. Dan yang terakhir, kehadiran kaum milenial dalam
industri konstruksi digital sangat diperlukan sebagai motor perubahan, hal ini
juga diikuti tantangan pengelolaan dan pembinaan SDM konstruksi oleh seluruh
pihak. (gal)