Di era disrupsi ini, sektor konstruksi menjadi salah satu sektor yang
terkena dampak transformasi digital. Walaupun adopsi digital pada sektor ini
jauh lebih lambat dibanding sektor lain PT.PP sebagai salah satu BUMN yang
sering bekerjasama dengan Kementerian PUPR melakukan upaya-upaya untuk
mengadaptasi teknologi digital tersebut melalui BIM. Perseroan ini sudah mulai menerapkan BIM sejak tahun 2015 di
berbagai proyek, mulai dari Aceh hingga Papua, baik pada proyek gedung maupun
infrastruktur. Beberapa proyek gedung yang sudah menerapkan BIM, antara lain
adalah proyek Menara BNI Pejompongan, proyek Pengembangan Pelabuhan Sibolga,
Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol PandaanMalang dan Jembatan Teluk Kendari.
Dalam meningkatkan kompetensi BIM, PT. PP memasukkan kategori
‘Implementasi BIM terbaik’ pada kegiatan annual mereka dalam memperingati HUT
perusahaan yaitu PP Awards. Proses penjurian untuk kategori ini dilakukan pada
hari Jumat, 19 Juli 2019 bertempat di kantor PT. PP. Penjurian dilakukan oleh
pihak internal yaitu Ni Made Sasanti sebagai Kepala Divisi Perencanaan,
Penelitian dan Teknologi dan Arif Rahman selaku Senior BIM manager. Selain itu
PT. PP jg mengundang penilai eksternal yaitu Adji Krisbandono selaku Kepala Sub
Bidang Penyiapan Kajian Kebijakan, Pusat Litbang Kajian Kebijakan dan penerapan
Teknologi Balitbang Kementerian PUPR.
Hal yang menjadi fokus penilaian dilihat dari sejauh mana suatu proyek
mengaplikasikan BIM dan tingkat kebermanfaatannya. Secara detail poin-poin yang
diniliai adalah pemodelan BIM, Pembuatan Shop drawing dari model BIM,
mengeluarkan volume report dari model BIM, dan membuat sequence pekerjaan
berdasarkan schedule. Dari beberapa proyek yang sedang berjalan, terpilih 5 finalis
yaitu Proyek pembangunan kawasan pelabuhan labuan bajo, Proyek pembangunan
workshop dan warehouse refinery development master plan Balikpapan, Proyek
pembangunan jembatan mahakam gilimas, Lombok, Proyek pembangunan mobile power
plant, Sorong, dan Proyek pembangunan ATC Bandara Kulon progo.
Proses penjurian dilakukan langsung dengan menilai presentasi dan
paparan serta tanya jawab sejauh mana kandidat menggunakan BIM selama
perencanaan hingga pelaksanaan proyek. Dari paparan kandidat terkait penggunaan
BIM dalam proyek dapat di highlight beberapa poin yaitu masih ada penggunaan
CAD untuk shop drawing karena masih kurangnya kompetensi SDM, beberapa proyek,
untuk perhitungan volume, BIM masih
menjadi alat komparasi dengan QS manual, dan beberapa proyek mengaku mendapat
keuntungan menggunakan BIM seperti realisasi proyek lebih cepat dari pada
rencana, meningkatkan pengendalian biaya untuk bahan precast, serta efisiensi
men hour meningkat hingga 63% dan efisiensi biaya hingga 7%. (vic)