Hadapi Era Digital, SDM Konstruksi Butuh Skill Adaptasi yang Mumpuni10 Juli 2019 | Dibaca 2415 kali

Pada Rabu (10/7) di Jakarta, Tim BIM PUPR menghadiri acara Autodesk Indonesia Forum 2019: The Future of Making. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tim Sekretariat BIM Dr. FX Hermawan memberikan paparan bertajuk “BIM Journey in Indonesia”. Secara khusus, paparan Hermawan tersebut membicarakan bagaimana progress dari penerapan BIM di Kementerian PUPR.

”Fase yang kini tengah kami jalani adalah fase Adopsi. Pada fase ini kami dari Balitbang PUPR telah melakukan beberapa upaya untuk bisa mengakselerasi penerapan BIM pada sektor konstruksi, khususnya di Kementerian PUPR. Balitbang PUPR juga telah melakukan beberapa pengenalan ataupun pendalaman mengenai apa itu BIM, baik itu kepada internal maupun eksternal kementerian,”

“Selain itu, rekan-rekan direktorat teknis pun senantiasa turut serta mendukung implementasi BIM. Ditjen Bina Konstruksi bertanggung jawab untuk terus melakukan pelatihan kepada para tenaga ahli maupun penyedia jasa. Sedangkan untuk urusan internal, BPSDM memiliki peran untuk memberikan pemahaman yang dalam kepada ASN di lingkungan PUPR,”

“Yang terbaru, Ditjen BIna Marga juga berencana untuk mewajibkan penggunaan BIM yang akan dimulai pada tahun depan. Pada tahap awal, penerapan BIM akan digunakan pada sektor jalan tol,” ujar Hermawan.

Sebelum Hermawan, dilaksanakan pula sesi panel diskusi yang dihadiri oleh Ketua Institut BIM Indonesia Kharis Alfi. Pria yang juga tengah menjabat sebagai BIM Manager PT Waskita Karya mengungkapkan bahwa era kolaborasi ini merupakan keuntungan sekaligus tantangan.

“Kini kita diarahkan utk bisa bekerja dgn saling terkoneksi satu sama lain. Artinya kita bekerja dgn satu sumber yang sama, ini berbeda dengan bekerja dengan satu file yg sama. Dgn sumber file yang sama, berarti kita bisa secara aktif mengembangkan informasi di dalamnya,” ujar Kharis.

“Bisa bekerja berkolaborasi berarti kita mampu meningkatkan kualitas data yg kita hasilkan, yang berarti kita juga memperbaiki data yang akan dijadikan sumber informasi ke depannya,”

Selain soal kolaborasi, Kharis juga menyinggung perihal perkembangan dunia robotik. Menurutnya, perkembangan dunia mesin dan robotik ke depan akan sangat membantu. Kita bisa mengajarkan mesin terkait pekerjaan yang bersifat umum seperti berhitung serta hal-hal yang sifatnya repetitif. Utk dunia konstruksi, kita bisa melakukan improvement di bidang pekerjaan yang berisiko tinggi, misalnya yang berkaitan dgn pekerjaan gedung tinggi.

Era digitalisasi memang merupakan anugerah sekaligus tantangan. Untuk mengubah mindset manusia nomer satu, baru teknologi. Pola kerja pun tentu akan berubah. Kita akan menjadi disiplin dalam hal yang tersimpel sekalipun seperti misalnya menaruh file, mengambil file, serta mengedepankan kolaborasinya. Kini, menghadapi era 4.0 manusia butuh skill baru yakni meningkatkan agility, melakukan filter informasi, dan kemampuan adaptasi. (gal)