Pada Rabu (10/7) di Jakarta,
Tim BIM PUPR menghadiri acara Autodesk Indonesia Forum 2019: The Future of
Making. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tim Sekretariat BIM Dr. FX Hermawan memberikan paparan bertajuk “BIM Journey in Indonesia”. Secara khusus, paparan Hermawan tersebut
membicarakan bagaimana progress dari
penerapan BIM di Kementerian PUPR.
”Fase yang kini tengah kami
jalani adalah fase Adopsi. Pada fase ini kami dari Balitbang PUPR telah
melakukan beberapa upaya untuk bisa mengakselerasi penerapan BIM pada sektor
konstruksi, khususnya di Kementerian PUPR. Balitbang PUPR juga telah melakukan
beberapa pengenalan ataupun pendalaman mengenai apa itu BIM, baik itu kepada
internal maupun eksternal kementerian,”
“Selain itu, rekan-rekan
direktorat teknis pun senantiasa turut serta mendukung implementasi BIM. Ditjen
Bina Konstruksi bertanggung jawab untuk terus melakukan pelatihan kepada para tenaga
ahli maupun penyedia jasa. Sedangkan untuk urusan internal, BPSDM memiliki
peran untuk memberikan pemahaman yang dalam kepada ASN di lingkungan PUPR,”
“Yang terbaru, Ditjen BIna Marga
juga berencana untuk mewajibkan penggunaan BIM yang akan dimulai pada tahun
depan. Pada tahap awal, penerapan BIM akan digunakan pada sektor jalan tol,”
ujar Hermawan.
Sebelum Hermawan, dilaksanakan
pula sesi panel diskusi yang dihadiri oleh Ketua Institut BIM Indonesia Kharis
Alfi. Pria yang juga tengah menjabat sebagai BIM Manager PT Waskita Karya
mengungkapkan bahwa era kolaborasi ini merupakan keuntungan sekaligus
tantangan.
“Kini kita diarahkan utk bisa
bekerja dgn saling terkoneksi satu sama lain. Artinya kita bekerja dgn satu
sumber yang sama, ini berbeda dengan bekerja dengan satu file yg sama. Dgn
sumber file yang sama, berarti kita bisa secara aktif mengembangkan informasi
di dalamnya,” ujar Kharis.
“Bisa bekerja berkolaborasi
berarti kita mampu meningkatkan kualitas data yg kita hasilkan, yang berarti
kita juga memperbaiki data yang akan dijadikan sumber informasi ke depannya,”
Selain soal kolaborasi, Kharis juga
menyinggung perihal perkembangan dunia robotik. Menurutnya, perkembangan dunia
mesin dan robotik ke depan akan sangat membantu. Kita bisa mengajarkan mesin
terkait pekerjaan yang bersifat umum seperti berhitung serta hal-hal yang
sifatnya repetitif. Utk dunia konstruksi, kita bisa melakukan improvement di bidang pekerjaan yang
berisiko tinggi, misalnya yang berkaitan dgn pekerjaan gedung tinggi.
Era digitalisasi memang merupakan
anugerah sekaligus tantangan. Untuk mengubah mindset manusia nomer satu, baru
teknologi. Pola kerja pun tentu akan berubah. Kita akan menjadi disiplin dalam
hal yang tersimpel sekalipun seperti misalnya menaruh file, mengambil file,
serta mengedepankan kolaborasinya. Kini, menghadapi era 4.0 manusia butuh skill
baru yakni meningkatkan agility,
melakukan filter informasi, dan kemampuan adaptasi. (gal)