Jakarta - Era
industri 4.0 ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih
baik termasuk di bidang jasa konstruksi.
“Pemanfaatan teknologi harus memberikan nilai tambah
bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur, bukan sekedar ikut-ikutan atau
mengikuti tren sesaat. Industri 4.0 hanya instrumen, justru dibelakangnya harus
ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam acara Indonesia Construction
Conference on Construction 4.0 (Inacons): The Wake-Up Call In Construction
Industry yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Katolik
Parahyangan di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Untuk memenangkan kompetisi global, kebijakan di
sektor konstruksi nasional harus diarahkan untuk menjadi lebih cepat, lebih
murah, dan lebih baik. Salah satu prinsip dasar yang harus dilakukan adalah
dengan menerapkan Building Information Modeling (BIM) atau teknologi konstruksi
yang berbasis industri 4.0. BIM merupakan sebuah metode baru untuk konstruksi
infrastruktur yang mengintegrasikan model virtual beserta data atau informasi
teknisnya.
Kelebihan dari aplikasi ini yaitu meningkatkan
efisiensi dan akurasi melalui kerja sama antara para pemangku kepentingan,
desain dan pembangunannya menjadi lebih ramping dan transparan, berbagai
kesalahan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan bisa dihindari, serta penggunaan
material, peralatan, dan waktu menjadi lebih optimal.
Kementerian PUPR telah menerapkan teknologi BIM pada
proyek percontohan (pilot project) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN) Pulau Morotai, Kepulauan Maluku. Pemanfaatan BIM di KSPN Morotai
mencakup pembangunan jalan wisata, infrastruktur penahan abrasi pantai
teknologi 3B (Berkait, Berongga, Bertangga), dan toilet wisata.
Kementerian PUPR sendiri sudah mengembangkan
sejumlah teknologi informasi yang telah ditampilkan pada PUPR 4.0 Expo beberapa
waktu lalu. Diantara aplikasi teknologi informasi yang sudah dikembangkan
Kementerian PUPR adalah aplikasi Jalan Kita (Jaki) yaitu aplikasi berbasis
ponsel agar masyarakat pengguna jalan dapat memberikan informasi terkait
kondisi jalan dan jembatan di Indonesia. "Melalui aplikasi Jaki,
masyarakat dapat terlibat untuk ikut mengawasi kondisi jalan agar pemeliharaan
jalan bisa direspon secepatnya," ujar Menteri Basuki.
Selain Jalan Kita, Kementerian PUPR juga telah
meluncurkan aplikasi Drought and Flood Early Warning System, SIBAS RIPI yakni
sistem informasi dan database online sebagai media koordinasi antar pelaku
dalam perencanaan dan pelaksanaan infrastruktur PUPR yang mendukung
pengembangan wilayah, dan aplikasi E-REKOMTEK SDA untuk melayani permohonan
rekomendasi teknis melalui media elektronik (online).
Ketua Circle Construction Community sekaligus Ketua
Panitia lnacons 2019 Hendrik Gosal mengatakan, konferensi tersebut diprakarsai
oleh lkatan Alumni Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (IATS UNPAR)
serta dihadiri oleh para profesional pelaku industri konstruksi nasional dan
internasional. Konferensi tersebut merupakan bentuk ’wake up call’ bagi semua
pemangku kepentingan di industri konstruksi agar dapat bersama memajukan sektor
ini sejalan dengan perkembangan industri 4.0.
Hadir dalam acara tersebut Rektor UNPAR Mangadar
Situmorang, Ketua IATS UNPAR Andreas Pramudya, dan Kepala Pusat Pengembangan
Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar, Ditjen Cipta Karya Iwan
Suprijanto. (Jay-Birkompu)