Revolusi industri 4.0
saat ini telah memasuki seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa, tidak terkecuali
juga pada penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur. Revolusi industri 4.0
ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang
lebih baik. Sejalan dengan hal tersebut Menteri PUPR telah memberikan arahan untuk
melakukan terobosan demi mendukung terwujudnya percepatan pembangunan
infrastruktur, yang mencakup: regulasi dan hukum, sumber daya manusia,
pendanaan inovatif, kepemimpinan, dan penerapan hasil riset dan teknologi.
Salah satu terobosan di bidang teknologi yang
mampu mendukung Pembangunan Infrastruktur yaitu Building
Information Modelling (BIM). “BIM adalah
representasi digital dari karakter fisik dan karakter fungsional suatu bangunan.
Karena itu di dalamnya terkandung semua informasi mengenai elemen-elemen
bangunan tersebut yang digunakan sebagai basis pengambilan keputusan dalam
kurun waktu siklus umur bangunan, sejak konsep hingga demolisi. Karenanya
dengan menerapkan BIM akan mempercepat dan mengurangi resiko kesalahan pada
penyelenggaraan konstruksi?, demikian disampaikan Dirjen Bina Konstruksi
menjadi narasumber pada Seminar Building Information Modelling (BIM)
dengan tema 'Aplikasi Teknologi BIM
dalam Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0',
Rabu (24/4) di Makassar.
Untuk itu Pemerintah
mendorong stakeholders konstruksi untuk secara bertahap mengadopsi BIM,
menyusun standar BIM Nasional (SNI), serta menyusun standar kurikulum dan
kompetensi BIM untuk Universitas dan Profesi. Di Kementerian PUPR sendiri
implementasi BIM telah diwujudkan melalui beberapa aksi nyata, seperti:
penetapan Tim BIM PUPR melalui SK Kepala Balitbang nomor 32 Tahun 2017 ;
melalui Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi telah
dilakukan Training of Trainer (TOT) di beberapa kota ; serta dikeluarkannya Peraturan
Menteri PUPR nomor 22 tahun 2018 Penggunaan BIM wajib diterapkan pada Bangunan
Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 M2
dan diatas 2 (dua) lantai.
Meski demikian
pemerintah menyadari, sebagai konsep yang baru BIM masih menemui berbagai
kendala, antara lain : masih minimnya ketersediaan alat yang mampu menerima dan
mengolah BIM, banyaknya perusahaan yang masih minim pengalaman dengan BIM,
masih sedikitnya tenaga kerja yang mampu mengoperasikan BIM, masih belum
jelasnya perjanjian hukum yang terkait BIM, dan lain sebagainya. Untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut altenatif solusinya yaitu :
pengaturan/standarisasi translasi data dari software
yang berbeda, pengaturan penerapan BIM dalam peraturan Pengadaan Barang dan
Jasa, Pembinaan SDM melalui pelatihan, pembinaan standar dokumen kontrak dengan
metode BIM, dan seterusnya.
“Undang-Undang Jasa Konstruksi nomor 2 tahun 2017 Pasal 5 menyebutkan
bahwa : Pemerintah Pusat memiliki kewenangan mengembangkan standar material dan
peralatan konstruksi, serta inovasi teknologi konstruksi. Untuk itu pada
kesempatan ini, kami memperkenalkan altenatif teknologi kepada kaum akademisi,
dengan harapan di masa mendatang teknologi yang tepat guna telah mampu diadopsi
oleh generasi-generasi muda,”
harap Syarif.
Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu
mengatakan saat ini memang saatnya dikembangkan teknologi-teknologi berbasis
digital termasuk BIM. "Apalagi di masa mendatang pekerjaan dituntut
efisien dan customized, yang tidak hanya butuh software atau hardware, tapi yang terpenting justru sdm bidang
konstruksi. Disinilah peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan" ujar Dwia.
Seminar Aplikasi BIM di atas dihadiri oleh 216 orang yang
peserta yang berasal dari: beberapa Perguruan Tinggi di Provinsi Sulawesi
Selatan, LPJK Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas PU Kabupaten/Kota di Sulawesi
Selatan, BUJK, para praktisi, asosiasi profesi serta asosiasi perusahaan di
Sulawesi Selatan.
Seminar tersebut dimaksudkan sebagai media untuk knowledge sharing mengenai aplikasi penggunan teknologi BIM di
Indonesia Bagian Timur yang dimulai dari Sulawesi Selatan. Selain itu, acara ini juga
diharapkan dapat memberikan
pemahaman makro pemanfaatan BIM di dunia dan di Indonesia yang dilanjutkan dengan
pemberian pemahaman secara teknis mengenai penggunaan software terkait BIM. (kompu_bikons)