Memasuki 2019, Building Information Modeling atau biasa disebut BIM memang kini sudah tidak asing kita dengar. Hal ini terbukti dari penyorotan tema BIM dalam pagelaran acara IndoBuildTech pada 20-24 Maret lalu di ICE BSD, Tangerang Selatan. Dengan perkembangan BIM di dunia konstruksi Indonesia yang semakin masif, mau tidak mau harus diiringi oleh kesiapan sumber daya manusianya. Kesiapan ini tidak dapat dilakukan secara instan pada satu malam saja, tetapi harus disiapkan secara bertahap dan memerlukan proses yang intens terutama pada lapisan hulunya, yaitu dunia pendidikan sebagai landasan fundamental.
Selasa (16/4), Tim BIM PUPR berkesempatan menghadiri undangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten yang menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Bidang Perumahan dan Permukiman. Kegiatan ini bertempat sekaligus bekerjasama dengan Universitas Banten Jaya (UNBAJA) dan Mahasiswa UNBAJA sebagai pesertanya. Kegiatan pelatihan diawali dengan menyayikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa, laporan ketua pelaksana, dan dilanjut sesi materi pertama. Sesi pertama diisi dengan materi tata cara perhitungan harga satuan bangunan gedung oleh narasumber dari UNBAJA. Sesi kedua diisi oleh narasumber dari Puslitbang Perumahan dan Permukiman Balitbang PUPR dengan materi pemeriksaan kerusakan bangunan akibat gempa. Seusai istirahat, sesi materi ketiga yaitu pemeliharaan gedung diisi oleh narasumber dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten.
Pada sesi terakhir, giliran Tim BIM PUPR diberikan kesempatan untuk melakukan sosialisasi kepada mahasiswa UNBAJA yang siang itu terlihat sangat bersemangat dalam melahap seluruh informasi terkait inovasi konstruksi perumahan permukiman. Dr. FX Hermawan, Kepala Bidang Kajian Kebijakan dan Kerja Sama Puslitbang KPT sekaligus Ketua Tim Sekretariat BIM, menyapa para mahasiswa dengan menjelaskan bahwa era perubahan kini merupakan hal yang sudah tidak terbantahkan.
“Bila dulu kita terkagum dengan masuknya internet, kini hal tersebut sudah biasa saja. Kini kita tengah masuk ke dalam Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan masuknya hal-hal berbau digital yang menawarkan semua hal yang serba otomatis ke dalam kehidupan kita. Fenomena ojek online dan semacamnya merupakan salah satu contoh,”
“Hal ini juga berlaku pada dunia konstruksi. Kehadiran BIM membantu kita sebagai engineer mulai dari fase perencanaan hingga nanti serah terima asset kepada pemilik proyek,” ujar Hermawan.
Selanjutnya, Adji Krisbandono, Kepala Sub Bidang Penyiapan Kajian Kebijakan, menyampaikan betapa pentingnya untuk seorang mahasiswa memiliki kecakapan dalam menguasai perangkat digital yang mendukung konstruksi.
“Kecakapan dalam menggunakan AutoCAD, SketchUP, dan semacamnya akan menjadi nilai tambah untuk kalian. Apalagi di era kalian nanti, semua hal akan makin menuntut pekerjaan untuk diselesaikan dengan efektif, efisien, dan transparan. BIM bukan sekedar software, namun juga metode yang membutuhkan kolaborasi serta kelengkapan data yang akurat. Saya berani jamin jika kalian menguasai BIM, kelak kalian akan menjadi seorang insinyur yang unggul,” tutup Adji.
Selain paparan, Tim BIM PUPR juga menyediakan kesempatan bagi mahasiswa UNBAJA untuk mencoba Virtual Reality Proyek Morotai yang merupakan visualisasi dari proyek penerapan teknologi Balitbang PUPR di Pulau Morotai. Galih Primanda dan Bayu Saputra, sebagai anggota Tim BIM PUPR, mengajak mahasiswa untuk mencoba dan melihat sendiri gambaran digital dari proyek tersebut.
Sosialisasi di UNBAJA diharapkan mampu ditindaklanjuti dengan kerja sama di masa yang akan datang terkait pemanfaatan BIM. Tidak menutup kemungkinan nanti akan dijajaki kesempatan bagi mahasiswa UNBAJA yang berminat melakukan magang di proyek BIM yang kini tengah dikerjakan oleh Kementerian PUPR. (gal/bys)