Pada Rabu (21/12), Puslitbang
KPT melalui Balai Litbang Penerapan Teknologi Permukiman Kementerian PUPR
mengadakan pelatihan/ training pengenalan Building Information Modeling di DI Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan penunjang Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) di balai tersebut. Adapun training ini ditujukan kepada Seluruh
Dinas dan Satker PU yang ada di Provinsi DIY. Narasumber yang terlibat dalam
training ini yaitu Achmad Irsan dari Universitas Islam Indonesia serta Dimas
Hastama Nugraha dari Balai Litbang Penerapan Teknologi Permukiman dan
dimoderatori oleh Nino Heri Setyoadi.
Mochamad Mulya
Permana, selaku Kepala Balai Litbang Penerapan Teknologi Permukiman, dalam
sambutannya mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 telah dimulai dan BIM ini
merupakan salah satu perwujudannya. Building Information Modeling (BIM)
merupakan salah satu teknologi di bidang AEC (Arsitektur, Engineering dan
Konstruksi) yang mampu menampilkan simulasi seluruh informasi di dalam proyek
pembangunan ke dalam model 3 dimensi. Di Indonesia memang masih terbatas
penggunaannya, yakni baru sebatas BUMN tertentu dan swasta, namun untuk
kedepannya Mulya optimis bahwa BIM akan mulai dirintis oleh pelaku usaha
konstruksi di DIY dan sekitarnya.
Sementara Achmad
Irsan dalam presentasinya memaparkan tentang definisi BIM, bagaimana BIM
dijalankan serta apa yang sebaiknya dilakukan oleh dunia konstruksi di
Indonesia agar mampu mendorong penerapan BIM di semua aspek, baik aspek
perancangan, konstruksi, maupun Operasi dan Pemeliharaan. Selain itu, Achmad
Irsan juga menampillkan gambar-gambar serta produk keluaran BIM.
Untuk kasus BIM di
Indonesia, memang masih perlu didorong ke arah yang lebih baik dan harus melibatkan
Pemerintah, Kontraktor dan Akademisi. Training- training center di berbagai
Universitas perlu didirikan sebagai knowledge center bagi mahasiswa, kontraktor
maupun masyarakat yang ingin belajar. Satu hal yang pasti, BIM bukan hanya
belajar mengenai software authoring BIM, tetapi yang seharusnya adalah mengerti
apa itu BIM, yakni menyangkut proses, metode dan hasil yang bukan hanya
menampilkan gambar dalam bentuk 3 dimensi saja
Pada kesempatan
berikutnya, Dimas Hastama Nugraha menampilkan studi kasus BIM di pekerjaan MCK
Plus di Kabupaten Pulau Morotai di Maluku Utara. Dalam presentasinya, Dimas
menampilkan fitur-fitur seperti project
location, menghitung volume, collison
detection dan lainnya. Selain itu juga ditampilkan BIM X sebagai sarana
untuk mempermudah pengerjaan di lapangan. Keuntungan dengan menggunakan BIM di lapangan yaitu
dapat menghitung secara cepat volume pekerjaan yang ada serta dapat mendeteksi clash/ persinggungan antara bagian
bangunan.
Para peserta, seperti
dari Satker PBL serta satker lainnya, terlihat sangat gembira dan antusias
terhadap kegiatan BIM ini dan berminat untuk belajar lebih lanjut ke depannya
dengan para praktisi. Beberapa peserta bahkan baru pertama ini mendengar BIM
dan ingin terlibat lebih jauh mengenai BIM ini kedepannya untuk proyek- proyek yang
mereka kerjakan. Permasalahan urgent
di proyek PBL yang dapat diselesaikan dengan cepat oleh BIM misalnya bagaimana
cara menghitung volume secara tepat dan cepat. Mudah-mudahan kegiatan ini
menjadi awal yang baik bagi perkembangan BIM di Yogyakarta dan sekitarnya. (dhn)