Pengenalan BIM Bagi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumatera Utara25 Januari 2019 | Dibaca 4098 kali


Sektor jalan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan negeri ini. Konektivitas menjadi prioritas agar setiap daerah di negeri ini bisa tersambung. Distribusi barang yang mulus, hingga mobilitas penduduk menjadi harapan utama yang dituju dari kemantapan konektivitas ini. Pentingnya untuk menyambungkan satu daerah ke daerah yang lainnya juga menuntut kita untuk bisa menyelesaikan pembangunan jalan dengan cara-cara yang inovatif.

Salah satu inovasi pembangunan infrastruktur adalah dengan BIM. Mengaitkan BIM dengan sektor jalan juga bukan hal yang asing. Pembangunan tol Manado-Bitung yang akan rampung pada tahun 2019 ini memanfaatkan BIM pada beberapa ruasnya. Bergeser sedikit dari jalan, namun masih berkaitan dengan sektor Bina Marga, pembangunan jembatan Teluk Kendari pun telah mengimplementasikan BIM pada fase-fase pembangunannya.

Dalam rangka sosialisasi BIM ke daerah, Tim Sekretariat BIM PUPR melakukan pengenalan BIM kepada rekan-rekan di Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara. Acara yang berlangsung pada Kamis (24/1) tersebut dihadiri oleh para Kepala UPT Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut. Pada acara yang dihadiri oleh Kepala Dinas BMBK , Tim Sekretariat BIM PUPR yang diwakili oleh Adji Krisbandono mengenalkan BIM sebagai inovasi yang mampu memudahkan rekan-rekan di daerah dalam membangun infrastruktur.

Pada paparannya, Adji mengungkapkan bahwa kita tengah masuk ke era disruptive technology.  Medio April 2018, Presiden Jokowi meluncurkan Roadmap Revolusi Industri Indonesia 4.0. Inisiatif tersebut muncul sebagai respon atas tren masa kini yang menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi dan kolaborasi data dalam proses industri yang lebih efisien dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.

Berbicara tentang BIM dan segala fiturnya, diharapkan mampu mendukung perkembangan Indonesia 4.0 tersebut. Momen ini merupakah saat yang tepat untuk menerapkan BIM pada pengembangan infrastruktur. Hal tersebut berarti mau tidak mau ke depannya kita akan sangat akrab dengan hal-hal yang sifatnya digital dan penuh otomasi di berbagai sektor infrastruktur.

“Begitu juga dengan pembangunan infrastruktur. Kita perlu untuk meningkatkan awareness kita terkait perkembangan teknologi untuk mendukung pembangunan. Salah satu perkembangan yang patut kita perhatikan tentunya adalah BIM ini. Pada intinya BIM memudahkan kita dalam semua lini pembangunan infrastruktur, mulai dari fase perencanaan hingga ke fase konstruksi selesai seperti misalnya fase facility management sebuah infrastruktur. Selain itu, efisiensi proyek juga menjadi keunggulan yang ditawarkan oleh BIM. Tingkat waste material sebuah pekerjaan pembangunan bisa ditekan sedemikian mungkin. Kemungkinan rework proyek juga bisa diminimalkan sedemikian rupa.”

“Kami dari Kementerian PUPR siap mendukung dari segi regulasi. Selain juga memahirkan aparatur kami sendiri, kami juga akan mencoba menciptakan situasi industry BIM yang sehat dan bersaing. Salah satu yang kami akan lakukan adalah mengeluarkan aturan mengenai pemanfaatan IT dalam proses konstruksi, baik itu dalam delivery maupun approval. Proses lelang, perizinan, dll. harus dilakukan secara online. Kemudian, kami akan menyediakan platform digital yang bisa diakses baik itu oleh owner maupun kontraktor. Kapasitas dan keamanan akan menjadi kunci keberhasilan digital platform ini. Selanjutnya, kami juga akan memasukkan komponen BIM yang telah distandardisasi ke dalam katalog konstruksi. Hal ini perlu dikerjakan bersama dengan Kementerian Perindustrian. Dan yang terakhir, kebijakan kami akan mengatur agar kontraktor dan konsultan diberikan kebebasan untuk menggunakan software BIM yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidak ada software BIM yang secara spesifik diistimewakan.” tandas Adji.

Dari kegiatan sosialisasi ini, diharapkan rekan-rekan yang hadir dari UPT Dinas Bina Marga dan Bina KOnstruksi Provinsi Sumatera Utara mendapatkan informasi yang tergolong baru bagi mereka ini, serta ke depannya mereka bisa lebih siap dan sanggup melaksanakan BIM ketika kebijakan mengenai hal tersebut telah diterapkan. (gal)