Sinergi BIM antara Kebutuhan Industri Konstruksi dengan Perguruan Tinggi10 November 2018 | Dibaca 4122 kali

Pada hari Sabtu, 11 November 2018 di Semarang menggoreskan satu milestone penting lagi dalam perjalanan teknologi Building Information Modelling (BIM) di Indonesia. Dalam seminar nasional bertemakan “Implementasi Teknologi BIM dalam Era Digitalisasi Konstruksi” yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip), sekitar 400 mahasiswa hadir memadati Ballroom Hotel Grand Arkenso Semarang. Mereka tampak antusias mengikuti seminar yang menghadirkan para pembicara yang sudah berkecimpung dalam dunia BIM, antara lain: Kepala Bidang Kajian Kebijakan dan Kerjasama, Puslitbang KPT, Balitbang PUPR selaku ketua Tim Sekretariat BIM PUPR FX Hermawan Kusumartono yang mewakili Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Direktur Utama PT. PP (Persero) Lukman Hidayat, Country Manager Autodesk Indonesia Catharina Hadiningtyas, Country Manager Tekla Rep. Office Indonesia Aji Pamadaraji, dan Ketua Komisi Kerja Institut BIM Indonesia Kharis Alfi.

Dalam sambutan pembukaannya, Dekan FT Undip M. Agung Wibowo menyambut positif diselenggarakannya seminar ini. Ia berharap para mahasiswa agar terus meng-update ilmu dan informasi. Ia juga berharap kedepan akan ada kolaborasi yang solid antara Kementerian PUPR, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), para Authoring Software (seperti Autodesk, Tekla, dll), dan kalangan perguruan tinggi untuk melakukan sertifikasi tenaga ahli BIM; sehingga setelah lulus mahasiswa tidak hanya diberikan selembar ijazah, tetapi juga sertifikat tenaga ahli BIM (dan keahlian lainnya yang dibutuhkan industri jasa konstruksi nasional).

“Semakin tingginya peringkat daya saing sebagai konsekuensi logis dari masifnya pembangunan infrastruktur yang sedang dilakukan, maka harus diimbangi dengan bagaimana para pelaku jasa konstruksi merubah paradigma (change paradigm); mampu mentransformasikan kebiasaan penggunaan teknologi konvensional dengan teknologi digital seperti halnya BIM”, tegas FX. Hermawan Kusumartono dalam paparannya.

Semoga seminar nasional ini dapat turut memacu seluruh mahasiswa teknik untuk menyiapkan diri dengan kompetensi-kompetensi serta penguasaan teknologi yang diperlukan dalam rangka menghadapi kebutuhan industri konstruksi nasional kedepan. (adji)