Revolusi Industri 4.0 merupakan
sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh elemen di negeri ini. Bahkan,
Presiden Joko Widodo telah mengambil ancang-ancang dalam meladeni tantangan
yang akan muncul, salah satunya dengan dengan meluncurkan program Making Indonesia 4.0 pada suatu
kesempatan. Kunci dari strategi menghadapi revolusi di atas adalah menciptakan
sebuah sistem yang semakin efisien, sehingga terjadi peningkatan produktivitas
dan daya saing.
Dukungan teknologi, khususnya
pada industri konstruksi, juga turut berperan guna membangun konektivitas yang
terintegrasi. Building Information Modeling (BIM) pun telah menjadi wajah
perkembangan teknologi pada konstruksi. Yang dulu berbentuk dokumen 2D menjadi
visualisasi 3D. Tak hanya itu, kemudahan perhitungan biaya, waktu, hingga
jadwal juga menjadi nilai tambah dari BIM.
“Kemudahan” menjadi highlight yang juga dibawa oleh
Sekretaris Balitbang, Herry Vaza pada Seminar dan Workshop Konstruksi Indonesia
2018 yang dihelat di JIEXPO Kemayoran pada Rabu (31/10) lalu. Acara yang
berlangsung hingga tanggal 2 November 2018 ini memang menjadi sarana perkenalan
banyak elemen dalam perkembangan infrastruktur, tak terkecuali inovasi yang dibawa
oleh BIM.
Bila kita kembali pada kata
“kemudahan” yang diucapkan oleh Sekretaris Balitbang di atas, memang tak bisa
dipungkiri bahwa berbagai kendala kerap ditemui dalam sebuah proyek. Salah
satunya tentu permasalahan koordinasi. Kendala koordinasi biasanya diawali oleh
sulitnya komunikasi antar stakeholder yang dibatasi oleh jarak ataupun waktu.
Menilik pada isu tersebut, BIM hadir menawarkan beberapa kemudahan. Salah
satunya berupa site visit melalui
teknologi Virtual Reality (VR). Dengan VR, owner
tak perlu lagi repot untuk terbang ke lokasi proyek untuk mengecek kondisi
terkini di sana, kita bisa berada di lokasi proyek dalam bentuk dunia maya.
Dengan kondisi yang benar-benar sesuai dengan kenyataan, kita bisa dengan mudah
memonitor segala detail dari proyek yang tengah berlangsung.
Dalam paparannya, Herry Vaza
mengungkapkan bahwa saat ini Tim BIM PUPR telah melakukan beberapa pelatihan
terkait BIM sebagai perkenalan ke ASN Kementerian PUPR. Pelatihan telah
dilaksanakan tiga kali, yang pertama di Jakarta berupa perkenalan awal mengenai
BIM. Kemudian, pelatihan kedua dilakukan di UII Yogyakarta yang mulai membahas
mengenai hal-hal yang bersifat teknis terkait design & engineering. Pelatihan ketiga sudah digelar di ITB
Bandung yang mengangkat tema construction
untuk memahami workflow mulai
dari fabrikasi hingga konstruksi selesai.
Seminar diakhir dengan pemberian
apresiasi dari tuan rumah acara yakni Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK). Acara Konstruksi Indonesia itu sendiri dibuka oleh Presiden Jokowi dan didampingi
oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi,
Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rosan Roeslani dan Wakil Ketua Umum
KADIN Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa. Dalam pembukaan tersebut
juga ditandai dengan pemberian secara simbolis sertifikat tenaga kerja
konstruksi sebanyak 10.000 sertifikat untuk kualifikasi ahli dan terampil.
Beliau juga menambahkan bahwa pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga kerja di
bidang konstruksi mutlak diperlukan untuk pembangunan berkualitas. (gal)