Kiprah BIM dalam Mendukung Kontruksi Indonesia02 November 2018 | Dibaca 3312 kali

Revolusi Industri 4.0 merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh elemen di negeri ini. Bahkan, Presiden Joko Widodo telah mengambil ancang-ancang dalam meladeni tantangan yang akan muncul, salah satunya dengan dengan meluncurkan program Making Indonesia 4.0 pada suatu kesempatan. Kunci dari strategi menghadapi revolusi di atas adalah menciptakan sebuah sistem yang semakin efisien, sehingga terjadi peningkatan produktivitas dan daya saing.

Dukungan teknologi, khususnya pada industri konstruksi, juga turut berperan guna membangun konektivitas yang terintegrasi. Building Information Modeling (BIM) pun telah menjadi wajah perkembangan teknologi pada konstruksi. Yang dulu berbentuk dokumen 2D menjadi visualisasi 3D. Tak hanya itu, kemudahan perhitungan biaya, waktu, hingga jadwal juga menjadi nilai tambah dari BIM.

“Kemudahan” menjadi highlight yang juga dibawa oleh Sekretaris Balitbang, Herry Vaza pada Seminar dan Workshop Konstruksi Indonesia 2018 yang dihelat di JIEXPO Kemayoran pada Rabu (31/10) lalu. Acara yang berlangsung hingga tanggal 2 November 2018 ini memang menjadi sarana perkenalan banyak elemen dalam perkembangan infrastruktur, tak terkecuali inovasi yang dibawa oleh BIM.

Bila kita kembali pada kata “kemudahan” yang diucapkan oleh Sekretaris Balitbang di atas, memang tak bisa dipungkiri bahwa berbagai kendala kerap ditemui dalam sebuah proyek. Salah satunya tentu permasalahan koordinasi. Kendala koordinasi biasanya diawali oleh sulitnya komunikasi antar stakeholder yang dibatasi oleh jarak ataupun waktu. Menilik pada isu tersebut, BIM hadir menawarkan beberapa kemudahan. Salah satunya berupa site visit melalui teknologi Virtual Reality (VR). Dengan VR, owner tak perlu lagi repot untuk terbang ke lokasi proyek untuk mengecek kondisi terkini di sana, kita bisa berada di lokasi proyek dalam bentuk dunia maya. Dengan kondisi yang benar-benar sesuai dengan kenyataan, kita bisa dengan mudah memonitor segala detail dari proyek yang tengah berlangsung.

Dalam paparannya, Herry Vaza mengungkapkan bahwa saat ini Tim BIM PUPR telah melakukan beberapa pelatihan terkait BIM sebagai perkenalan ke ASN Kementerian PUPR. Pelatihan telah dilaksanakan tiga kali, yang pertama di Jakarta berupa perkenalan awal mengenai BIM. Kemudian, pelatihan kedua dilakukan di UII Yogyakarta yang mulai membahas mengenai hal-hal yang bersifat teknis terkait design & engineering. Pelatihan ketiga sudah digelar di ITB Bandung yang mengangkat tema construction untuk memahami workflow mulai dari fabrikasi hingga konstruksi selesai.

Seminar diakhir dengan pemberian apresiasi dari tuan rumah acara yakni Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Acara Konstruksi Indonesia itu sendiri dibuka oleh Presiden Jokowi dan didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rosan Roeslani dan Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa. Dalam pembukaan tersebut juga ditandai dengan pemberian secara simbolis sertifikat tenaga kerja konstruksi sebanyak 10.000 sertifikat untuk kualifikasi ahli dan terampil. Beliau juga menambahkan bahwa pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga kerja di bidang konstruksi mutlak diperlukan untuk pembangunan berkualitas. (gal)